Haruskah Hotel Hemat Penuh Derita?

Disclamer:

Penulis menulis postingan ini berdasarkan pengalaman pribadi, jika ada yang keberatan, seharusnya dapat menyanggah saat penulis bertanya di tempat.

Bulan Mei 2024 memiliki dua libur panjang, libur panjang di sekitar hari Kenaikan Yesus Kristus dan libur panjang di sekitar hari Raya Waisak. Pada libur panjang kedua, aku dan keluargaku memutuskan berlibur di Lembang, Bandung.

Perlu diketahui, aku buta tentang Bandung dan sekitarnya. Maka, saat akan memesan hotel, aku mengandalkan plalform daring dan reviu pelanggan terdahulu. Aku menemukan hotel murah dengan diskon 31% di dekat Lembang Park & Zoo 2. Sebuah hotel dengan jenama “merah” di merknya.

Harganya memang murah, tapi hotel dengan harga murah tak hanya dia saja. Aku pun membandingkan reviu-reviu pelanggan terdahulu. Karena rata-rata reviunya puas, aku pun memesan dua kamar di hotel ini untuk dua malam.

Hari pertama berlibur, kami sengaja ke tempat wisata dahulu alih-alih ke hotel. Hujan turun lumayan deras saat kami ke tempat wisata. Karena itu, kami membayangkan akan madi air hangat di hotel, lalu istirahat. Namun itu hanya angan-angan kami saja. Karema begitu saya lapor masuk, saya langsung dapat laporan kalau pemanas airnya rusak. Apa?

Kami di Lembang, daerah yang bahkan lebih dingin dari Bandung. Belum lagi kami kehujanan. Pemanas air mati?

Pihak hotel berdalih karena hari libur, tak ada tukang yang bisa dipanggil. Oke, aku berbaik sangka. Kami menginap dua hari, mungkin lusa diperbaiki. Tetapi…

Di hari kedua malah lebih parah. Air mati. Kami lelah setelah berjalan-jalan. Cuaca juga hujan deras. Kami benar-benar ingin bersih-bersih, salat, dan segera tidur. kami pulang pukul 21.00 WIB. Bahkan sampai pukul 22.27 WIB air belum juga mengalir.

Aku sangat lelah. Akhirnya aku turun dan mengambil sebotol besar air isi ulang di dispenser air minum, untuk cuci muka dan wudu. Aku kembali turun mengambil air lagi untuk ibuku. Repot sekali.

Ada rasa kasihan pada penjaga hotel ini. Air mati membuat semua pelanggan marah. Tapi, hei, Anda kan bekerja di bidang hospitalitas. Harusnya siap dengan keadaan seperti ini. Dan juga, mana manajernya? kenapa resepsionis dibiarkan sendirian menjaga hotel?

Sebenarnya ada banyak keluhan untuk hotel ini. Ketika sampai, kloset duduk di kamar mandi masih ada bercak sisa pup pelangan sebelumnya. Jijik, ya? Aku yang menyiram dan membersihkannya dengan semprotan air. Kamar yang kutinggal jalan-jalan tidak dibersihkan. Aduh.

Cukup sekali. Tak akan lagi aku menyewa hotel ini. Aku belum bisa mengulan hotel ini di platform daring. Tapi sudah pasti bintang satu. Tenang saja. Pasti bintang satu.

Aku juga belajar. Tidak menyewa kamar lebih dari semalam, walau ingin menginap lebih dari semalam. Kecuali aku sudah pernah menginap di sana dan puas akan pelayanannya.

Demikian keluh kesahku. Selamat malam. Semoga esok pagi air sudah mengalir. Malam ini tidur dengan badan gatal tidak mandi dulu, ya. Hahaha.

Tinggalkan komentar