Buka Bersama atau Perpisahan?

Beberapa hari yang lalu, Kepala Bidangku mengumumkan akan ada buka puasa bersama di ruangan kami. Aku bingung, bagaimana ini? aku tidak pernah meninggalkan Zimam untuk buka puasa sendiri. Karenanya, aku selalu langsung pulang setelah dari kantor. Tapi sekarang, aku harus membiarkannya buka puasa sendiri. Agak sedih rasanya.

Aku menghubungi ibuku. Apa bisa beliau mengajak cucunya berbuka di rumahnya. Beliau setuju, aku pun lega. Aku pun tetap di kantor dan berbuka.

Ternyata buka bersama kali ini bukan sekadar berbuka bersama-sama saja. Buka bersama kali ini sekaligus acara pelepasan kepala seksiku yang baru saja ditugaskan di tempat lain. Ya, aku akan segera berganti pimpinan.

Aku adalah bendahara pemegang uang kas di ruanganku. Karenanya tugasku bukan hanya mengumpulkan dana sumbangan tetapi juga pada menagihnya kepada seluruh pegawai. Kata teman-teman, selama aku jadi bendahara, dana terkumpul dengan mudah karena aku tak segan menagih, hahaha.

Acara buka bersama ini dipanitiai oleh pegawai kami sendiri. Jadi memang agak menguras energi. Untung ada Mbak Gina yang bergerak cepat memesan ke sana dan ke mari. Pak Kabid minta menunya sate. Itu menu mahal, Bapak…. TT

Belum lagi kenyataan bahwa satenya belum dibakar saat kami menjemputnya ke warung. Padahal menurut perjanjian, sate harus tiba di tempat kami pukul lima sore. Aduh ini bagaimana, sih?

Untung saja salah satu pegawai, Mas Angga, berinisiatif membeli gorengan. Dan OB ruangan kami berinisiatif membuatkan teh hangat. Kami bisa membatalkan puasa di saat yang tepat.

Acara perpisahan pun dimulai. Dari sambutan kepala Bidang, sambutan perwakilan pegawai, hingga sambutan Pak Wanto yang dimutasi ke tempat lain.

IMG-20240404-WA0029

Kemudian juga ada penyerahan hadiah untuk Pak Wanto yang sudah membantu pekerjaan kami dengan sangat baik.

IMG-20240404-WA0028

“Terima kasih, Pak Wanto, atas bimbingannya selama Bapak jadi kepala seksi saya. Mohon maaf apabila saya punya kesalahan pada Bapak, semoga ke depannya kita menjadi pribadi yang lebih baik lagi,” begitu isi sambutanku mewakili pegawai ruangan kami.

Setelah selesai acara perpisahan di ruangan, keesokan harinya, Bu Kanwil meminta kami berkumpul di Aula Lantai 7 untuk mengadakan buka bersama dan perpisahan pegawai juga. Kembali aku menitipkan Zimam ke ibuku dan aku berbuka di kantor. Dua hari berturut-turut aku berbuka di kantor dan pulang malam. Sungguh melelahkan.

Untuk Pak Wanto yang ditugaskan di tempat baru, terima kasih atas bimbingan selama ini. Semoga sukses dan sehat selalu. Aamiin.

Cuplikan layar 2024-04-08 121447

Tinggalkan komentar